BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Usaha ini dilatarbelakangi oleh semakin berkembangnya perekonomian di
daerah Kabupaten Lamongan. Hal itu
dapat dilihat dengan perkembangan pusat bisnis dan perkantoran di pusat kota Lamongan. Hal itu membuat peluang bisnis Kedai Kopi Suruput
terbuka lebar seiring dengan taraf hidup masyarakat di Kabupaten Lamongan. Berkembanganya gaya hidup dan kebiasaan orang untuk
ngobrol-ngobrol dan berkumpul sambil minum kopi mendorong terciptanya usaha ini.
Banyaknya pekerja dan anak muda di Lamongan tentunya
membutuhkan ruang untuk bisa berkumpul dan berinteraksi, dan jawabannya adalah dengan dibangunnya usaha
Kedai Kopi Suruput ini.
Selain itu kami juga melihat belum ada tempat khusus yang menyediakan kopi
sebagai produk utamanya. Kebanyakan kedai saat ini sudah ada di Lamongan hanya menyediakan makanan dan minuman yang standar
yang hampir sama di setiap kedai.
Konsep usaha kami untuk merangkul semua kalangan mulai dari orang tua,
pekerja, mahasiswa dan yang lainnya bisa berkumpul mengobrol-ngobrol. Dengan
menyediakan banyak varian rasa dan jenis kopi membuat usaha ini sangat
strategis ditambah dengan suguhan makanan tradisional dengan tempat yang nyaman
dengan tambahan konsep tradisional di tempatnya.
1.2
Gambaran Umum Potensi Ekonomi
Melimpahnya potensi kopi di berbagai penjuru nusantara, ternyata cukup
memudahkan para pelaku usaha untuk bisa memenuhi kebutuhan bahan baku kopi bagi
perkembangan bisnis yang sedang mereka rintis. Tercatat sebagai salah satu negara
penghasil kopi di kelas dunia, tentunya para pelaku usaha bisa memanfaatkan
kekayaan alam Indonesia tanpa harus mengimpor bahan baku kopi dari pasar luar
negeri.
Selain itu, kopi merupakan salah satu minuman favorit bagi seluruh kalangan
masyarakat. Tidak hanya kaum pria saja yang menyukai minuman kopi sebagai teman
bergadang. Berbekal kreativitas para pelaku usaha dalam mengkombinasikan menu
varian kopi, sekarang ini anak muda, kaum wanita, bahkan orang tua, juga
menyukai aneka minuman kopi yang pilihannya semakin beragam. Kondisi ini
menjadikan prospek bisnis minuman kopi masih cukup bagus, karena peluang pasar
yang bisa Anda bidik sangatlah luas, sehingga Anda tidak perlu khawatir dengan
hadirnya cafe kopi modern yang membawa brand ternama dari luar negeri.
Saat ini kebiasaan “ngopi” atau ramai-ramai menikmati secangkir kopi bukan
hanya sebagai pemenuhan kebutuhan semata, namun juga mulai menjadi gaya hidup
tersendiri bagi sebagian besar masyarakat di penjuru nusantara. Tidak heran
bila fenomena tersebut kini juga dimanfaatkan banyak orang untuk mendatangkan
untung besar dengan membuka usaha kedai kopi.
Mengisi waktu luang sembari menikmati secangkir kopi bersama keluarga atau
teman memang sangat menyenangkan. Siapa sangka, kebiasaan ini ternyata juga
mampu melahirkan peluang bisnis yang menarik dengan keuntungan mengesankan.
Melihat besarnya animo masyarakat terhadap aneka jenis minuman kopi, bisnis
kedai kopi tak pernah sepi pelanggan, meski berada di tengah gempuran coffeshop
yang belakangan ini mulai bermunculan. Tentu ini sebuah peluang bagus bagi para
pemula yang ingin terjun di dunia usaha.
1.3
Gambaran Umum Industri
Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah
Brazil, Vietnam dan Colombia. Dari total produksi, sekitar 67% kopinya diekspor
sedangkan sisanya (33%) untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Tingkat konsumsi
kopi dalam negeri berdasarkan hasil survei LPEM UI tahun 1989 adalah sebesar
500 gram/kapita/tahun. Dewasa ini kalangan pengusaha kopi memperkirakan tingkat
konsumsi kopi di Indonesia telah mencapai 800 gram/kapita/tahun. Dengan
demikian dalam kurun waktu 20 tahun peningkatan konsumsi kopi telah mencapai
300 gram/kapita/tahun.
Strata Industri kopi dalam negeri sangat beragam, dimulai dari unit usaha
berskala home industry hingga industri kopi berskala multinasional.
Produk-produk yang dihasilkan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi
kopi dalam negeri, namun juga untuk mengisi pasar di luar negeri. Hal tersebut
menunjukkan bahwa konsumsi kopi di dalam negeri merupakan pasar yang menarik
bagi kalangan pengusaha yang masih memberikan prospek dan peluang sekaligus
menunjukkan adanya kondisi yang kondusif dalam berinvestasi dibidang industri
kopi.
Selain Coffezone yang menawarkan konsep waralaba, terdapat juga warung kopi
lainnya yang berekspansi secara terpusat. Mulai dari merek internasional
seperti Starbucks dan Coffee Bean, hingga merek lokal seperti Excelso dan Ngopi
Doeloe menjamur di berbagai wilayah di Indonesia.
Pada tahun 2012, permintaan kopi dalam negeri Indonesia telah mencapai
lebih dari 250 ribu ton. Segmen bisnis kedai kopi pun selalu tumbuh lebih dari
10% dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi ini menandakan bahwa bisnis kedai
kopi memiliki potensi untuk dimasuki oleh para pelaku usaha. Meskipun begitu,
masih terdapat kritik dan kekhawatiran terhadap bisnis kedai kopi.
Pengamat bisnis franchise internasional, Evi Diah Puspitawati, menilai
bahwa para pengusaha masih harus waspada terhadap pertumbuhan bisnis kedai
kopi. Ia khawatir bahwa pertumbuhan kedai kopi saat ini lebih sekedar trend
dimana nongkrong di kedai kopi menjadi trend dan khawatir trend tersebut akan
berakhir dalam waktu dekat.
1.
BAB
II
ASPEK UMUM ORGANISASI
2.1
Nama Unit Usaha
“KEDAI KOPI SURUPUT”
2.2
Legalitas Usaha
Izin usaha merupakan suatu bentuk persetujuan atau
pemberian izin dari pihak berwenang atas penyelenggaraan suatu kegiatan usaha
oleh seorang pengusaha atau suatu perusahaan. Bagi pemerintah, pengertian
usaha dagang adalah suatu alat atau sarana untuk membina, mengarahkan, mengawasi,
dan menerbitkan izin-izin usaha perdagangan. Agar kegiatan usaha lancar, maka
setiap pengusaha wajib untuk mengurus dan memiliki izin usaha dari instansi
pemerintah yang sesuai degan bidangnya. Jenis izin usaha yg dikeluarkan oleh
pemerintah yang menyangkut izin usaha perdagangan.
a.
SIUP (Surat Izin Usaha
Perdagangan)
SIUP adalah surat izin yg diberikan oleh menteri
atau pejabat yang ditunjuk kepada pengusaha untuk melaksanakam kegiatan usaha
di bidang perdagangan dan jasa. SIUP diberikan kepada para pengusaha, baik
perseorangan, firma, CV, PT, koperasi, BUMN, dsb.
Kewajiban pemilik atau pemegang SIUP antara lain:
1) melapor kepada kepala kantor wilayah departemen perdagangan atau kepala
kantor departemen perdagangan yg menerbitkan SIUP apabila perusahaan tidak
melakukan lagi kegiatan perdagangan atau menutup perusahaan disertai dgn
pengembalian SIUP, dan
2) melapor kepada kepala kantor wilayah departemen perdagangan setempat
mengenai hal berikut:
a. pembukaan cabang atau perwakilan perusahaan.
b. penghentian kegiatan atau penutupan cabang atau perwakilan perusahaan.
Formulir SIUP berwarna putih untuk perusahaan
kecil, biru untuk perusahaan menengan, dan kuning untuk perusahaan besar.
Penggolongan SIUP
Berdasarkan besarnya jumlah Modal dan Kekayaan
Bersih di luar tanah dan bangunan atau jumlah modal disetor dalam akta
pendirian/perubahan, maka penggolongan SIUP dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu :
1) SIUP BESAR, diberikan kepada perusahaan yang memiliki modal dan kekayaan
bersih atau modal disetor dalam AKTA PENDIRIAN/PERUBAHAN dengan nilai diatas
Rp.500.000.000,- (limaratus juta rupiah).
2) SIUP MENENGAH, diberikan kepada perusahaan yang memiliki modal dan kekayaan
bersih atau modal disetor dalam AKTA PENDIRIAN/PERUBAHAN dengan nilai diatas
Rp.200.000.000,- (duartus juta rupiah) s/d Rp. 500.000.000,- (limaratus juta
rupiah).
3) SIUP KECIL, diberikan kepada perusahaan yang memiliki modal dan kekayaan
bersih atau modal disetor dalam AKTA PENDIRIAN/PERUBAHAN dengan nilai sampai
dengan Rp.200.000.000- (duartus juta rupiah).
2.3
Organisasi
Nama Usaha : Kedai Kopi Suruput
Jenis Usaha : Kuliner
Alamat : Lamongan Jawa Timur
Pemilik : H. ARWANI
2.4
Sumber Daya Manusia
Untuk mendukung kelangsungan usaha ini dibutuhkan
beberapa elemen Sumber Daya Manusia (SDM) yang terkait didalamnya. Adapun
Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat dalam kelangsungan usaha ini, yaitu:
1)
Distributor
Agar usaha ini dapat bertahan dan berjalan dengan baik,
maka kami melakukan kerjasama dengan distributor-distributor kopi lainnya,
sehingga bahan-bahan dari kopi ini mudah didapatkan. Distributor yang kami
maksud merupakan orang yang memasok barang-barang yang kami butuhkan seperti
pabrik kopi maupun toko kopi yang menjual segala bahan yang kami butuhkan.
2)
Tenaga Kerja
Dalam bisnis jualan kopi ini kita tidak memerlukan
sumber daya manusia yang ahli dan skill yang khusus seperti sarjana dll, akan
tetapi yang diperlukan adalah orang yang mau bekerja secara tekun / telaten,
sabar, kerja keras dan tidak gengsi karena ini merupakan pekerjaan remeh
menurut pandangan masyarakat tertentu.
3)
Masyarakat Sekitar
Selain SDM dari distributor dan tenaga kerja selanjutnya
masyarakat juga berperan penting dalam kelancaran usaha ini, karna kita juga
harus memiliki hubungan baik dengan masyarakat setempat, karna apabila kita
tidak mempunyai hubungan baik maka bisa saja usaha kita tidak disenangi
sehingga dapat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Sehingga disinilah kita
sebagai wirausaha harus mempunyai sikap yang baik dan jujur terhadap siapa
saja.
2.5
BAB III
ASPEK PEMASARAN
3.1 Permintaan
a.
Perkembangan Permintaan Saat ini
Dewasa ini,
kalau kita cermati, permintaan akan minuman kopi semakin meningkat seiring
dengan berkembangnya gaya hidup masyarakat yang cenderung mencontoh gaya hidup
orang barat dan juga kebiasan masyarakat yang senang berkumpul dan
ngobrol-ngobrol sambil minum kopi.
b.
Prospek permintaan di masa yang akan
datan
Dengan
meningkatnya pendapatan, aktivitas masyarakat dan gaya hidup membuat minum kopi
akan menjadi kebiasaan dari masyarakat. Selain itu kedepannya minum kopi akan
menjadi trend seiring dengan semakin banyaknya aktivitas seseorang yang
biasanya membutuhkan minuman yang mampu membuatnya kembali segar dalam
beraktivitas, yang menjadi salah satu pilihannya adalah kopi. Banyaknya varian
menu kopi membuat orang-orang tertarik untuk terus mencoba semua rasa kopi yang
ada.
3.2
Penawaran
a.
Perkembangan penawaran saat ini
Di Kuningan
sendiri penawaran disektor usaha kedai memang sudah sangat berkembang pesat
dengan semakin banyaknya bermunculan warung kopi dan franchise kopi instan yang
ada. Tapi untuk kedai kopi sendiri, di Kuningan masih belum ada penawarannya,
sehingga usaha kami ini masih merupakan satu-satunya di Kuningan yang
memberikan lebih banyak kelebihan di banding warung dan franchise kopi yang
sudah ada saat ini.
b.
Prospek penawaran di masa yang akan
datang
Mengingat
adanya peluang yang besar dalam usaha Kedai Kopi pada masa yang
akan datang, maka perlu adanya penawaran produk yang memberikan nilai
lebih dan manfaat bagi konsumen. Penawaran tersebut akan semakin variatif
maupun lebih kompetitif karena sudah ditunjang dengan perangkat teknologi
informasi yang memberikan kemudahan bagi bagi penjual maupun pembeli dalam
melakukan transaksi atau sebatas bertukar informasi. Oleh karena itu, bagi
pelaku usaha di sektor ini harus mampu melakukan penawaran yang
inovatif untuk menarik pasar.
3.3
Analisis Kelayakan Pemasaran
1. Strategi
Pemilihan Tempat Usaha
Untuk usaha Kedai Kopi Suruput ini, kami berencana
untuk membangunnya di Jalan menuju ke arah Alun-alun Lamongan. Lokasi ini
dipilih karena menjadi salah satu pusat kuliner
di Lamongan. Selain itu harga sewa tanah relatif murah.
2.
Strategi Product
Kedai kopi suruput ini akan memfokuskan pada produk
minuman kopi dengan varian rasa dan jenis kopi dengan berbagai teknik
penyajian, seperti :
· Kopi Hitam
Areng
· Kopi Hitam
Tutu
· Kopi Hitam
standar
· Kopi Tubruk
· kopi coklat
· kopi luwak
· kopi Arabica
· Espresso
· Machiato
· Caffe Latte
· Cappuccino
· Marachino,
kopi moka
· Melya (kopi
dengan madu)
· ice
cappuccino
Selain produk Kopi, kami juga akan menyediakan makanan
pendamping seperti :
· Aneka
Gorengan
· Pisang Bakar
· Singkong
Bakar
· Ubi Rebus
· Singkong
Rebus
· Kacang rebus
· Tape
Singkong goreng
· Cilok Rebus
· Cilok Bakar
· Cilok Goreng
· Sorabi Manis
· Sorabi Buah
· Sorabi Asin
Aneka Rasa
3.
Strategi Harga
Demi bersaing dengan usaha sejenis, Kedai Kopi Suruput
mematok harga produk yang terjangkau. Jadi patokan harga untuk tiap produk
adalah menyesuaikan untuk yang berpendapatan menengah.
Berikut ini patokan harga produk Kedai Kopi Suruput :
·
Untuk semua varian jenis dan rasa
kopi, kita banderol dengan harga yang paling murah sekitar Rp 5.000,- dan harga
termahal sekitar Rp 20.000,-.
·
Untuk makanan pendamping kita akan
patok harga dengan menjualnya dengan sistem paket, mulai dari yang paket Rp
5.000,- sampai paket termahal sekitar Rp 20.000,-.
4.
Strategi Promosi
Untuk membuat usaha Kedai Kopi Suruput ini berkembang
cepat, kami rencananya memiliki strategi promosi sebagai berikut :
· Melakukan
promosi dengan membuat selebaran yang akan dibagikan ke kantor-kantor, sekolah,
kampus, komunitas-komunitas, dan umum.
· Melakukan
promosi melalui media social
· Mengadakan
acara rutin mingguan seperti acara music untuk menarik minat konsumen.
· Melakukan
promosi dengan memberikan penawaran yang menarik/khusus kepada
komunitas-komunitas yang banyak di Kuningan, seperti komunitas Motor, Superter
Bola, Komunitas Hobi, dan lainnya.
· Mengundang
pihak TV nasional untuk meliput kedai kopi di acaranya, sehingga Kedai Kopi
Suruput lebih cepat dikenal masyarakat luas.
3.4
Analisis Persaingan
Umumnya
di lokasi ini masih sedikit usaha yang sejenis, sehingga masih memberikan
peluang atau kesempatan yang lebih luas untuk menarik pelanggan. Atas dasar
itulah, pemilik usaha berani membuka usaha yang sejenis karena dinilai
permintaan akan adanya usaha ini lebih besar daripada penawaran yang telah
tersedia di daerah tersebut.
3.5
Program Pemasaran
Supaya berhasil, perusahaan harus
melakukan tugasnya melebihi pesaing dalam memuaskan konsumen sasaran. Maka
strategi pemasaran harus disesuaian menurut kebutuhan konsumen maupun strategi
pesaing. Merancang stategi yang kompetitif dimulai dengan melakukan analisis
terhadap pesaing. Perusahaan secara terus-menerus membandingkan nilai dan
kepuasan pelanggan dengan nilai yang diberikan oleh produk, harga, distribusi
dan promosinya terhadap pesaing dekatnya dengan cara ini, perusahaan dapat
melihat seberapa besar keuntungan serta kerugian potensial.
Strategi yang kompetitif yang
diambil oleh perusahaan tergantung posisi industrinya. Sebuah perusahaan yang
menguasai sebuah pasar dapat memilih satu atau beberapa strategi pemimpin pasar
(market leader).
BAB IV
ASPEK TEKNIS DAN OPERASI
4.1
Rencana Pengembangan
Kedai Kopi
Suruput ini, kami berencana untuk mengembangkannya
menjadi beberapa cabang di Lamongan. Bukan hanya di Lamongan saja, mungkin kami
juga akan membuka cabang di berbagai daerah di Indonesia jika usaha ini
benar-benar diminati.
4.2
Rencana Pengoperasian Usaha
Kedai Kopi
Suruput ini, kami berencana untuk membangunnya di Jalan menuju ke arah Alun-alun Lamongan. Lokasi ini dipilih karena menjadi salah satu pusat kuliner di Lamongan. Selain itu
harga sewa tanah relatif murah.
4.3
Pengaturan Persediaan Bahan Baku
Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam
operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory
controll), karena kebijakan persediaan secara fisik akan berkaitan dengan
investasi dalam aktiva lancar di satu sisi dan pelayanan kepada pelanggan di
sisi lain. Pengaturan persediaan ini berpengaruh terhadap semua fungsi bisnis (
operation, marketing, dan finance). Berkaitan dengan persediaan ini terdapat
konflik kepentingan diantara fungsi bisnis tersebut. Finance menghendaki
tingkat persediaan yang rendah, sedangkan Marketing dan operasi menginginkan
tingkat persediaan yang tinggi agar kebutuhan konsumen dan kebutuhan produksi
dapat dipenuhi.
Berkaitan dengan kondisi di atas, maka perlu ada
pengaturan terhadap jumlah persediaan, baik bahan-bahan maupun produk jadi,
sehingga kebutuhan proses produksi maupun kebutuhan pelanggan dapat dipenuhi.
Tujuan utama dari pengendalian persediaan adalah agar perusahaan selalu
mempunyai persediaan dalam jumlah yang tepat, pada waktu yang tepat, dan dalam
spesifikasi atau mutu yang telah ditentukan sehingga kontinuitas usaha dapat
terjamin (tidak terganggu).
Persediaan bahan baku di usaha ini kami dapat langsung
dari distributor-distributor kopi atau toko kopi yang ada di Indonesia.
BAB V
ASPEK KEUANGAN
5.1
Kebutuhan Dana Investasi
a.
Investasi harga tetap
Investasi
ini mencapai Rp 10.400.000,-
b.
Biaya pra operasi
Biaya pra
operasi mencapai Rp 68.800.000,- yang digunakan untuk proses pembelian
tanah dan mendirikan bangunan.
c.
Modal kerja
Modal kerja
digunakan untuk membiayai seluruh aktiva lancar yang mencapai
Rp 18.000.000,-
Total kebutuhan dana Investasi = Rp 86.800.000,-
5.2
Rencana Pembelanjaan dan Sumber Dana
a.
Modal sendiri
Modal sendiri Rp 0,-
b.
Pinjaman
Pinjaman Rp 86.800.000,-
5.3
Proyeksi Keuangan
a.
Proyeksi pendapatan
• Pendapatan per hari Rp 2.000.000
• Pendapatan per bulan Rp 50.000.000
• Pendapatan per tahun Rp 600.000.000
b.
Proyeksi biaya per tahun
• Pengadaan Kopi dan Makanan Rp 380.000.000
• Gaji karyawan
- 1 Pimpinan Rp
24.000.000
- 6 Pelayan Rp 72.000.000
Jumlah gaji
karyawan Rp 96.000.000
• Biaya listrik Rp
12.000.000
• PBB Rp 2.400.000
• PPn Rp 120.000.000
• Biaya Telp. Rp 4.000.000
Jumlah
Biaya Rp 234.400.000
c.
Proyeksi rugi / laba Perhitungan
laba /rugi yaitu dengan menghitung selisih dari pendapatan dengan
pengeluaran.
Laba/Rugi =
Pendapatan – Pengeluarn
= Rp 600.000.000 –
Rp 234.400.000
= Rp 365.600.000
Dengan demikian laba yang diperoleh per tahun dalam
penjualan buah adalah sebesar Rp 365.600.000.
d.
Proyeksi kemampuan pelunasan
hutang
Hutang dilunasi dalam jangka waktu 3 tahun dengan bunga 12 % per tahun.
·
Jumlah Aktiva Tetap Rp 68.800.000
·
Aktiva Lancar
• Kas Rp
15.000.000
• Bahan Kopi Rp 2.000.000
• Bahan Makanan Rp 1.000.000 +
Total Aktiva Lancar Rp 18.000.000
Total Aktiva Rp 86.800.000
5.4
BAB VI
ASPEK EKONOMI DAN SOSIAL
6.1
Penambahan Devisa
Devisa memiliki beberapa fungsi meliputi :
1)
Alat pembayaran
hutang luar negeri
2)
Alat transaksi
pembayaran barang dan jasa luar negeri (perdagangan, ekspor, impor, dan
seterusnya).
3)
Alat transaksi
pembiayaan hubungan dengan luar negeri seperti membiayai kedutaan, misi budaya,
hadiah atau bantuan
4)
Sebagai sumber
pendapatan negara
Didalam usaha bisnis kopi ini tidak memerlukan adany
penambahan devisa, jadi tidak perlu menjelaskan sumber-sumber devisa.
6.2
Penyerapan Tenaga Kerja
Penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah tertentu dari
tenaga kerja yang digunakan dalam suatu unit usaha tertentu atau dengan kata
lain penyerapan tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang bekerja dalam
suatu unit usaha. Dalam penyerapan tenaga kerja ini dipengaruhi oleh dua faktor
yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal tersebut antara
lain tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, pengangguran dan tingkat
bunga. Dalam dunia usaha tidaklah memungkinkan mempengaruhi kondisi tersebut,
maka hanyalah pemerintah yang dapat menangani dan mempengaruhi faktor
eksternal. Dengan melihat keadaan tersebut maka dalam mengembangkan sektor
industri kecil dapat dilakukan dengan menggunakan faktor internal dari industri
yang meliputi tingkat upah, produktivitas tenaga kerja, modal, serta
pengeluaran tenaga kerja non upah.
Tenaga yang kami butuhkan yaitu berasal dari masyarakat
sekitar yang kebanyakan adalah siswa yang putus sekolah atau pengangguran.
6.3
Dampak Terhadap Lingkungan Masyarakat
Kedai
kopi seruput ini memiliki dampak terhadap masyarakat sekitar yang merasa
terganggu dengan adanya pelanggan-pelanggan yang biasanya sering ramai pada
saat-saat jam istirahat.
6.4
Dampak Terhadap Industri Lain
Kedai kopi suruput kami tidak memiliki dampak terhadap
industri lain.
BAB
VII
PENUTUP
1.1
Kesimpulan
Kedai Kopi Suruput memiliki wilayah yang cukup strategis,
sehingga dapat dijangkau oleh semua kalangan. Harga yang ditawarkan juga
relatif murah. Peluang usaha kopi di Lamongan sangat luas sehingga kemungkinan
besar usaha kami dapat diminati oleh konsumen.
Ingin tau lebih banyak makalah lainnya bisa kunjungi salah satu makalah ini :