(CERPEN) MEMBERI LEBIH MULIA DARIPADA MEMINTA

Hari ini hatiku sangat senang, karena aku bisa pulang kerja lebih cepat dari biasanya, dikarenakan manager saya ada rapat dengan pengurus inti lainnya. Saya pun bergegas untuk pulang, sekitar pukul 16.00 saya baru tiba di rumah. Karena, saya pulangnya naik bus dan menunggunya lama sekali jadinya telat dari pada kemarin. Dan sampai di rumah, saya mendapati adikku seperti orang gugup yang sedang ketakutan jika ketahuan orang sepertinya ada sesuatu yang disembuyikan. Ternyata benar, ia membawa baju badut yang dimasukkan ke dalam tasnya, dan baju itu akan digunakan untuk mengamen dilampu merah dengan tujuan dikasih uang.

Aku pun mengikutinya, membuktikan apakah benar adikku akan pergi mengamen di lampu merah. Tidak salah lagi memang benar ia memakai baju badutnya yang ada ditas tadi untuk menari - nari dijalan sambil membawa kaleng kosong untuk tempat uang atau koin dari orang yang simpati padanya. Setelah saya tahu tempat dimana adikku melakukan kegiatannya itu, lalu saya bergegas pulang dan memberitahu ibu, bahwa adik diluar sana kegiatannya meminta - minta pada orang dengan cara memakai pakaian badut. Selanjutnya dengan wajah marah dan jengkel ibu langsung mengajak saya dengan naik motor untuk menghampiri adik dan membawanya pulang,  dan akhirnya beberapa menit mencari keberadaannya adik ia ketemu juga pandangannya ibu tepatnya persis di lampu merah simpang empat.

“Ayo naik ke atas motor, nanti jelasin sama mama di rumah.” ucap ibu pada adik sembari membawanya pulang."

Sesampainya di rumah, dia langsung jujur dan menceritakan semuanya kepada ibu. Aku dan ibu langsung menasehatinya sebaik mungkin.

“Dik, ibu lebih menghargai kamu bekerja sebagai petani di sawah dan hasilnya bisa dibagikan atau kamu berikan kepada orang yang kurang mampu dari pada meminta - minta di jalan raya seperti ini, karena demikian tidak baik untuk masa depanmu besuk.

Dia hanya tertunduk malu dengan rasa bersalahnya yang terpampang jelas dari wajahnya. Setelah dinasehati, adikku mengakui kesalahannya, meminta maaf kepada ibu dan aku, serta benar-benar berjanji untuk tidak mengulanginya lagi di kemudian hari.

(CERPEN) KEJUJURAN SEORANG PENGEMBALA KAMBING

Paijo adalah namanya, dalam kesehariannya sibuk menggembala kambing di hutan. Di sebuah desa yang kecil dia tinggal bersama ayah dan ibunya ...