MEMBIASAKAN MURID UNTUK MENGAJI SEBELUM PELAJARAN

      Di dalam membentuk karakter anak didik yang islami dan berjiwa Qur'ani, di sekolah harus menambah pelajaran non formal yakni mengaji diniyah. Kegiatan ini dapat dilakukan sebelum pelajaran dimulai, sehingga waktunya tidak berbenturan dengan jam formal. Apa saja kegiatan ngaji diniyah tersebut? Kegiatan ini tidak berbeda dengan kegiatan diniya dikalangan pondok pesantren, yaitu mengaji kitab suci Al-Qur'an sesuai kelas dan angkatannya masing-masing. Begitu pula bagi siswa yang masih belum lancar dalam membaca Al-Qur'an, mereka masuk ke kelas iqro'. 
   Seluruh siswa yang kelas Al-Qur'an  diwajibkan membawa Al-Qur’an sendiri-sendiri dari rumah beserta buku jurnal mengajinya. Dan, untuk kelas iqro' juga diwajibkan membawa iqro' beserta buku jurnal mengaji. Kegiatan ngaji diniyah seminggu 6 kali karena satu hari terpotong libur sekolah, dalam teknis pelaksanaannya untuk hari sabtu sampai selasa anak-anak mengaji Al-Qur'an dan iqro'. Sedangkan hari rabu dengan kamis diisi kegiatan pembacaan tahlil dan sholawat nabi dilakukan dengan membaca secara bergantian. 
     Dalam mengaji Al-Qur'an, ustad terlebih dahulu membacakannya dan siswa menyimaknya. Setelah itu, giliran siswa yang membaca bergantian serta ditanyakan masalah tajwidnya. Dan untuk siswi yang sedang halangan mereka tetap duduk di kursi sambil mendengarkan temannya mengaji.
   Selanjutnya, kegiatan seperti ini sangat bermanfaat untuk siswa ataupun gurunya. Untuk siswa dan siswi kegiatan ini menuntut mereka supaya dapat belajar mengaji Al Qur’an dan Iqro' dengan baik dan benar. Sebab, di zaman seperti sekarang ini, sangat langka ada yang mau belajar tentang Al-Qur'an atupun iqro'. Disamping itu juga, belum tentu diantara mereka kalau di rumah pada sore atau malam hari mau untuk mengaji. Dikarenakan, sudah banyak godaan untuk tidak mengaji seperti menonton televisi, bermain, menikmati hp seperti (whtsap, fb, twiter, youtube, dan lain sebagainya) yang banyak digandrungi kawula muda saat ini.
  Dengan kegiatan mengaji, akan menjadikan hati terasa tenang dan tentram. Dengan kegiatan ini siswa diharapkan bisaembaca Al Quran, tahlilan dan sholawatan sebagai bekal kelak mereka sudah terjun dimasyarakat. Selain itu,  juga bisa mengurangi kegiatan siswa yang sifatnya negatif seperti tawuran, mabuk-mabukan, judi , pergaulan bebas, dan perbuatan tercela lainnya. Karena, mereka sudah dibekali dengan kegiatan keagamaan dan nilai-nilai tat krama yang baik.
  Semoga untuk ustad dan ustadah diberi kekuatan dan kesabaran dalam mengamlakan ilmunya, dan semoga siswa siswi kita dijadikan sebagai orang yang bermanfaat untuk bangsa dan agamanya. Aamiin.

(CERPEN) KEJUJURAN SEORANG PENGEMBALA KAMBING

Paijo adalah namanya, dalam kesehariannya sibuk menggembala kambing di hutan. Di sebuah desa yang kecil dia tinggal bersama ayah dan ibunya ...