Setiap muslim hendaklah sabar dan ihlas dalam melaksanakan ibadah pada Allah, sesuai dengan yang diajarkan dalam agama islam. Apabila perasaan malas dan mengeluh timbul dalam hati, hendaklah dapat mengambil pelajaran berharga dari seseorang yang sedang sakit. Dengan sabar dan tahan uji ia minum obat yang rasanya sangat pahit, sebab dalam hatinya punya harapan perantara obat tersebut sakitnya akan diberi kesembuhan oleh Allah. Demikian pula dengan amal ibadah, harus dilakukan dengan sabar dan tabah. Karena mempunyai harapan bahwa dengan ibadah, kelak hidupnya akan selamat di dunia dan di akhirat.
Kita semua hendaklah selalu berfikir dan berenung, bahwa umur kita sangatlah pendek. Ibaratnya, kita di dunia ini hanya bersinggah untuk minum sebentar menghilangkan dahaga. Dan, akan melaksanakan perjalanan lagi yang lebih jauh dan lama sekali. Sekalipun kita diberi umur dua ratus tahun misalnya, itupun masih sangat sedikit apabila dibandingkan dengan kehidupan di akhirat yang abadi selamanya. Seharusnya, kita membayangkan dan memikirkan juga kepayahan dan kesusahan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup di dunia. Dalam waktu yang panjang, hanya dinikmati selama hidup di dunia saja yang sifatnya sementara. Lalu, bagaimana halnya dengan seseorang yang malas dalam beribadah. Padahal ia menginginkan kebahagiaan yang kekal di akhirat. Perbandingan ini, diharapkan mampu membangunkan kesadaran setiap orang yang mengatakan dirinya sebagai seorang muslim. Dengan begitu, ia dapat meningkatkan nilai ketaqwaan dan memperbanyak ibadah pada Allah. Untuk mencapai kebahagiaan abadi atas ridho-Nya. Selalu istiqomah beribadah dan tekun bekerja sebagai sarana penguatnya.
Seorang muslim sejati, sebaiknya mencegah diri dari lamunan atau hayalan yang tidak ada gunanya. Karena, hal itu akan menjerumuskan pada sifat malas dalam melakukan kebaikan. Jangan sampai mempunyai fikiran bahwa umurnya masih panjang, umurnya masih muda, sehingga menunda beribadah dan melaksanakannya kalau sudah tua saja. Pemikiran yang demikian sangatlah jelek sekali, karena ajal seseorang tidak dapat yang mengetahui. Mungkin saja, sebelum tua ia sudah dipangil Allah. Padahal, ia belum melakukan amal ibadah apapun naudzubillah.
Di dalam kehidupan ini, harus punya keyakinan bahwa semua manusia akan mengalami maut. Jadi, lebih rajinlah melakukan amal baik dan meningkatkan pengabdian kepada Allah sebagai bekal besuk di akhirat. Kematian tidak akan datang pada umur maupun waktu tertentu. Tetapi, kapan dan dimanapun bisa terjadi.
Datang tiba - tiba dan menimpa siapapun.Tidak memandang tua ataupun muda, Miskin ataupun kaya, rakyat ataupun penguasa. Semuanya akan binasa apabila Allah Yang Maha Kuasa menghendakinya. Agama mengajarkan, untuk selalu berdoa "YA ALLAH BIHA YA ALLAH BIHA YA ALLAH BIHUSNUL KHOTIMAH" supaya diakhir hayat semoga bisa meninggal dengan khusnul khotimah.
Hawa nafsu memang sudah menjadi musuh utama bagi orang yang ingin tekun beribadah pada Allah. Maka dari itu, kita harus mampu memaksa diri untuk memeranginya. Yaitu, dengan bersabar dan ihlas dalam melaksanakan pengabdian kepada Allah. Jalankanlah ibadah dengan istiqomah meskipun itu sedikit. Karena itu lebih baik dari pada amal ibadah yang banyak tapi tidak bisa istiqomah.
Sekian artikel kali ini semoga dapat menyadarkan kita untuk hidup selalu bersyukur dan beribadah.
Semoga bermanfaat.