Paijo adalah namanya, dalam kesehariannya sibuk menggembala kambing di hutan. Di sebuah desa yang kecil dia tinggal bersama ayah dan ibunya yang sudah tua renta, dia merupakan tipe anak yang ceria dan semangat bekerja. Sebenarnya, dia mempunyai kemauan untuk bersekolah. Tetapi, karena jauhnya medan yang ditempuh dan tidak ada biaya bersekolah, akhirnya dia memilih untuk membeli kambing dan digembalakan di hutan. Dengan tergantung pada kambing itulah dia sekeluarganya bisa bertahan hidup, untuk membeli keperluan sehari - hari dia mengandalkan kambingnya yaitu jika sudah besar menjualnya ke pasar. Ayah dan ibunya sudah tidak kuat lagi seperti dulu, mereka hanya bisa membantunya memberi minum kambing saja saat sudah berada di rumah selesai digembalakan, karena tenaganya sudah lemas.
Setiap hari, dia harus mengiring kambing - kambingnya itu ke hutan yang berada di samping rumahnya dan terus mengawasinya saat mereka merumput, karena khawatir jika dibiarkan saja kambingnya akan memakan tumbuhan atau tanaman warga setempat. Dia sangat bahagia dan menikmati pekerjaannya, setelah sekian lama berada di hutan, sudah waktunya untuk pulang karena perut kambingnya kelihatan kenyang. Dan keesokan harinya, dia mulai kembali pekerjaannya. Pada saat perjalanan, dia melihat ada seseorang warga yang ingin prrgi ke ladang. Orang itu membawa banyak bekal, yang dipikul dengan pundak kanannya. Terus, tidak sengaja bekalnya tadi jatuh tepat didepannya, pas saya buka ternyata sebungkus nasi. Karena dia tahu bahwa nasi itu bukan haknya, bergegas lari mengejar orang tadi untuk memberikan nasi, tetapi hasilnya nihil si orang tadi sudah tidak nampak lagi.
Karena dia anak yang jujur dan berhati baik, meskipun orangnya sudah tidak ada, dia langsung saja pergi mendatangi orang itu di ladangnya. Karena orang itu termasuk tetangga dekat dan dia tahu keberadaan ladang, dan setelah sampai di sana nasi yang tadi dibawanya tidak mikir lama diberikan kepada pemiliknya.
" pak, maaf tadi saya melihat bekalnya bapak yang jatuh di jalan. " ujarnya dia
" lho, iya toh nak, kok bapak tidak tahu kalau jatuh. " ujar si bapak
" iya pak memang betul, ini bekalmu yang jatuh di jalan, dan ini saya kembalikan utuh tidak ada yang kurang sedikitpun." ujarnya dia.
" kalau begitu terima kasih banyak ya nak, atas kebaikannya." ujar si bapak
" iya pak sama - sama, ya sudah saya tak lanjutkan lagi menggembalanya, dan bapak lanjutkan berladangnya kembali." ujarnya si anak
" iya nak, hati - hati di jalan." ujarnya si bapak
"Iya pak terima kasih." ujarnya dia
Dari kisah ini kita bisa ambil pelajaran, kejujuran itu sangat indah dan membantu pada sesama.