BERHATI-HATI DALAM BICARA

    Mulutmu adalah hariamaumu, jika kita salah dalam menggunakan mulut, bisa-bisa kita diterkamnya. Perbuatan bertengkar mulut, debat atau banyak bicara dapat menyakitkan hati orang lain. Juga, menganggap bodoh dan remeh orang lain adalah hal yang tidak benar. Tindakan yang demikian, disadari atau tidak sudah melakukan sanjungan pada dirinya sendiri. Dan, mengira bahwa dirinya yang lebih bersih dan lebih sempurna. Karena, merasa dirinya mempunyai kelebihan dibidang kepandaian dalam berbicara. Hal demikian, mengakibatkan hati keras dan kotor. 
  Apabila seandainya kita bertengkar lisan dengan orang bodoh, tentu hanya akan mengakibatkan dan menimbulkan musuh yang senantiasa menjengkelkan hati kita. Sedangkan, jika bertengkar lisan dengan orang yang arif atau orang yang tinggi ilmu pengetahuannya, tentu tidak akan mendapatkan hasil apa-apa. Melainkan, kita akan dianggap kurang sopan atau dianggap mempunyai IQ yang rendah.
   Diterangkan dalam sebuah hadits nabi Muhammad SAW :
Artinya: " Barangsiapa meninggalkan bertengkar lisan dan dia berada dalam posisi yang salah, maka Allah membangunkan rumah untuknya di sekitar syurga. Dan barangsiapa meninggalkan bertengkar lisan sedang dia berada dalam posisi benar, maka dibangunkan buatnya sebuah rumah oleh Allah di syurga ".
    Oleh sebab itu waspadalah, jangan sampai kita terkena bujuk rayu syaitan yang selalu berbisik kepada kita.Tegakkan dan pertahankan kebenaran tersebut, meskipun dalam keadaan seperti apapun. Sebab, syaitan selalu berusaha untuk menarik orang-orang yang bodoh dijerumuskan dalam jurang kejahatan. Maka dari itu, janganlah kita menjadi pergurauan syaitan, karena syaitan dapat membujuk dan merayu, memerosokkan ke jurang kehinaan dan kesengsaraan. Sehingga, kebenaran perlu dipertegak dan dipertahankan, sekalipun berat seperti apa.
     Menegakkan kebenaran merupakan suatu perbuatan yang baik, apabila ditujukan kepada orang yang sekiranya mau menerima dan mengikuti ajakan yang disampaikan. Yang demikian inipun harus ditempuh dengan jalan memberikan nasehat secara halus dan dalam suatu tempat tersendiri, tidak dimuka umum sehingga orang tersebut tidak malu atau yang lainnya.
   Wajib kita ketahui pula, menasehati orang lain itu ada aturan mainnnya dan tata caranya. Ia harus dapat menempuh jalan yang penuh dengan kebijaksanaan. Karenanya, nasehat membutuhkan kehalusan baik dalam sikap dan tutur kata. Disamping itu disampaikan dengan bahasa yang memikat pula. Jika aturan permainan yang demikian tidak dapat ditempuh, jelas nasehat tersebut akan menjadi sia-sia tidak ada fadhilahnya.

Tidak ada komentar:

(CERPEN) KEJUJURAN SEORANG PENGEMBALA KAMBING

Paijo adalah namanya, dalam kesehariannya sibuk menggembala kambing di hutan. Di sebuah desa yang kecil dia tinggal bersama ayah dan ibunya ...